INDIKASI BERHENTINYA URBAN HEAT ISLAND (SUHU) DI BALI SAAT NYEPI

Authors

  • Imelda Ummiyatul Badriyah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

DOI:

https://doi.org/10.31172/jmg.v15i3.218

Keywords:

urban heat island, suhu, perayaan Nyepi, temperature, Silent day

Abstract

Pertambahan penduduk, peningkatan konsumsi energi, peningkatan infrastruktur pariwisata daerah dan masih banyak alasan di daerah-daerah urban di negara Asia yang telah memperluas tutupan lahan termodifikasi. Faktor-faktor tersebut meningkatkan fenomena urban heat island dan memperluas mulai daerah urban, sub urban dan daerah rural. Penelitian ini memanfaatkan peristiwa perayaan Nyepi dan perubahan suhu rerata pada 4 daerah lokal di Bali yaitu Sanglah, Ngurah Rai, Negara dan Kahang. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar berhentinya urban heat island terhadap suhu rerata 15 hari pada perayaan Nyepi yaitu (-7), hari Nyepi dan (+ 7). Urban Heat Island tidak memberikan pengaruh terhadap suhu siang sampai malam hari pada perayaan Nyepi sepanjang tahun 2004-2014 baik mulai daerah urban, sub urban dan rural di Bali, kecuali Ngurah Rai, hanya 0.2OC pada sore hari. Sanglah sebagai daerah urban bersuhu tertinggi sepanjang siang dan Kahang merupakan daerah berpendinginan tertinggi.

 

The increasing number of people in an area, the consumption of energy increases, the increase of regional tourism infrastructure and many other factors in Asian countries urban had widened the modified land cover. Those factors increased the urban heat island phenomenon and widen it into urban areas, suburban areas, and rural areas. This research made use of the occasion of Nyepi Day and the average temperature change caused in 4 local areas in Bali, namely Sanglah, Ngurah Rai, Negara and Kahang. The goal was to measure the ceased of urban heat island phenomena to average temperatures in those areas for 15 days: during the Nyepi event, 7 days before and 7 days after. The study showed that urban heat island phenomena did not affect average temperatures during the days until the nights in the urban to a rural area. Nevertheless, this excludes Ngurah Rai, with an increase of 0.2°C at noon. The result showed that among other urban areas studied, Sanglah was having the highest temperature during the afternoon and Kahang was having the lowest temperature area.

Published

2014-12-15

How to Cite

Badriyah, I. U. (2014). INDIKASI BERHENTINYA URBAN HEAT ISLAND (SUHU) DI BALI SAAT NYEPI. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika, 15(3). https://doi.org/10.31172/jmg.v15i3.218

Issue

Section

Article