LEKSIKON TANAMAN PADA BONEKA PETRA DALAM RITUAL KEMATIAN MASYARAKAT TENGGER SEBAGAI SIMBOL LELUHUR: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK

Authors

  • Elvin Nuril Firdaus Brawijaya University
  • Muhammad Kriswanto Brawijaya University
  • Naomi Baso Padang Brawijaya University
  • Kelfin Jaya Saputra Brawijaya University
  • Nur Hikmah Arifin Brawijaya University
  • Galuh Fatmawati Brawijaya University
  • Dany Ardhian Brawijaya University

DOI:

https://doi.org/10.29408/sbs.v5i2.5901

Abstract

Petra is one of the ritual dolls used by the Tenggerese people. Petra is generally used in funeral ceremonies as a symbol of ancestral spirits or people who have died, so petra is a doll that is respected by the local community. This study focuses on examining the plant lexicon that composes Petra dolls. This research was conducted to increase the understanding of the local community about the dolls commonly used in rituals as a symbol of the ancestors and to examine the possibility of inter-language contact. This research was conducted in Tengger Village using a qualitative descriptive approach with observation and interview data collection methods. Sources of data were obtained from traditional healers and Pak Sepuh. Data analysis used lexical semantic analysis. The results of this study show the lexicon of the plants that make up the petra doll; the meaning indicated; and petra as a marker of ancestral identity. Petra is made from selected plants that grow in the Tengger region and become a medium for ancestral spirits in funeral ceremonies. Therefore, Petra is a form of respect for the local community towards their ancestors until now. Keywords: Petra Doll, Lexicon, Tengger, Antropolinguistic, Lexicon Semantics 

References

Arrozi, P., Burhanuddin, N., & Saharudin, N. (2020). Leksikon Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Sasak: Kajian Antropolinguistik. Mabasan, 14(1), 17–30. https://doi.org/10.26499/mab.v14i1.308

Azwardi. (2018). Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aceh: Syiah Kuala University Press Darussalam.

Batoro, J. (2017). Keajaiban Bromo Tengger Semeru: Analisis Kehidupan Suku Tengger- Antropologo-Biologi-di Lingkungan Bromo Tengger Semeru Jawa Timur. Malang: UB Press.

Erniwati. (2017). Semantik Leksikal Pantun dalam Sastra Bima. In Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Febriani, R., Wahyu P., C., & Manda, M. S. (2018). Slametan Tengger sebagai Mekanisme dalam Menjaga Tradisi dan Membangun Integrasi. IRONS In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 9, 784–789.

Fitriana, H. N. (2017). Variasi Dialek Tengger di Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Dialektologi Diakronis, 01(01), 1–10.

Harfiyani, M. (2019). Spiritualitas Alam dan Tokoh Utama pada Novel Partikel Karya Dewi ‘ Dee ’ Lestari (Perspektif Ekofeminisme). Diskursus : Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 2(3), 244–249.

Herdiansyah, H. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial: Perspektif Konvensional dan Kontemporer. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Mahayana, I. M. A., Sukiani, N. K., Suwendri, N. M., & Winaya, M. D. (2019). Leksikon-Leksikon Flora Dalam Metafora Bahasa Bali: Kajian Ekolinguistik. KULTURISTIK: Jurnal Bahasa Dan Budaya, 3(2), 41–50. https://doi.org/10.22225/kulturistik.3.2.1192

Mardhiah, A., Sastra, G., & Usman, F. (2022). Kajian Leksikon Mental Subjek Tunggal Laki-Laki Dan Perempuan Melalui Asosiasi Kata. Sebasa, 5(1), 45–57. http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/sbs

Panuntun, D. F., Pute, J. P., & Mangalik, L. A. (2020). Model Dialog Imajiner Entas-Entas Untuk Mengkomunikasikan Kristus Kepada Masyarakat Tengger. Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2(1), 84–104. https://doi.org/10.35909/visiodei.v2i1.62

Rustiani, K. W., & Pradnyan, I. G. M. S. D. (2020). Gejala Metalingual Dalam Geguritan Bhima Swarga Sebagai Refresentasi Tradisi Ngaben Di Bali Utara. Jurnal Penelitian Agama Hindu, 4(1), 91–97. https://doi.org/10.25078/jpah.v4i1.1352

Selatang, F. (2020). Memahami Manusia dan Alam Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead dan Relevansinya Bagi Teologi. Jurnal SAPA Kateketik Dan Pastoral, 05(01), 110–121.

Sibarani, R. (2015). Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 1–17.

Sibarani, T. (2016). Kosakata Tanaman Tradisional Obat-obatan dalam Bahasa Batak Toba Kajian Antropolinguistik. Medan Makna, 14(2), 169–179.

Soetoto, E. O. H., & Graicila, M. (2022). Perlindungan Hukum Bunga Edelweis di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya. Krtha Bhayangkara, 16(1), 101–120. https://doi.org/10.31599/krtha.v16i1.1088

Sukmawan, S. (2017). Leluhur Tengger: Kehadiran Psikis Sang Penjaga Gerbang Kosmis. Seminar Nasional Kesastraan, Universitas Trunojoyo, Madura, 14 November 2017.

Sukmawan, S., & Febriani, R. (2018). Perempuan-Perempuan Pemeluk Erat Adat: Studi Etnografi Perempuan Tengger. Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 2(1), 1–10. https://doi.org/10.25273/linguista.v2i1.2682

Sukmawan, S., Rizal, M. S., & Nurmansyah, M. A. (2018). Green Folklore. Malang: UB Press.

Yuliati, Y. (2011). Perubahan Ekologis dan Strategi Adaptasi Masyarakat di Wilayah Tengger. Malang: UB Press.

Downloads

Published

2022-11-13

How to Cite

Firdaus, E. N., Kriswanto, M., Padang, N. B., Saputra, K. J., Arifin, N. H., Fatmawati, G., & Ardhian, D. (2022). LEKSIKON TANAMAN PADA BONEKA PETRA DALAM RITUAL KEMATIAN MASYARAKAT TENGGER SEBAGAI SIMBOL LELUHUR: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK. SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 279–289. https://doi.org/10.29408/sbs.v5i2.5901