Comparison The Value Of Bta Sputum Between Pulmonary Tuberculosis Patients With Diabetes Mellitus And Pulmonary Tuberculosis Patients Non-Diabetes Mellitus.
DOI:
https://doi.org/10.33474/jki.v9i2.8869Keywords:
Pulmonary Tuberculosis, Diabetes Mellitus, BTA.Abstract
Background & Aims: Tuberculosis (TB) is a health problem. Based on the WHO report in 2016, Indonesia is a developing country with the second largest TB case. One risk factor for pulmonary tuberculosis is having a history of diabetes mellitus disease. The aim of this research is to examine the differences the value of BTA sputum between pulmonary TB patients with diabetes mellitus and pulmonary TB patients non-diabetes mellitus.
Methods: This research is descriptive analytic with comparative study. This study uses secondary data in Islamic Jemursari Surabaya Hospital period January - December 2017. The results will be processed using descriptive analysis and Mann-Whitney test with SPSS 25.00 for windows.
Results: This research obtained 68 samples consisting of 34 the pulmonary TB non-diabetes mellitus and 34 pulmonary TB with diabetes mellitus. In pulmonary TB patients non-diabetes mellitus most have negative BTA sputum values, while pulmonary TB with diabetes mellitus is positive (+1), so there are differences in the value of BTA sputum with a significance value 0.001 (<0.05).
Conclusion: There is a difference in the value of BTA sputum between pulmonary TB patients with diabetes mellitus and pulmonary TB patients non-diabetes mellitus. It caused in patients with diabetes mellitus have immunological abnormalities, especially IFN-γ and pulmonary physiological disorder.
References
Abbas, A.K., Lichtman, A.H and Pillai, S. (2010). Selular and molecular immunology. 6th edn. Philadelphia: John E.Kennedy Blvd Ste 1800.
Adiatama, T. (2013). Tuberkulosis diagnosis, terapi dan masalahnya. Jakata: Lab Mikrobiologi RSUP Persahabatan.
Akaputra, R., Burhan, E and Nawas, A. (2011). Karakteristik dan evaluasi perjalanan penyakit multidrug resistant tuberculosis dengan diabetes mellitus dan non diabetes mellitus. J Respir Indo. 33(2): 92–102.
Alisjahbana, B., van Crevel, R., Sahiratmadja, E., den Heijer, M., Maya, A., et al. (2006). Diabetes mellitus is strongly associated with tuberkulosis in indonesia. Int J Tuberc Lung Dis. 10(6):696–700.
Amin, Z and Bahar, A. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Tuberkulosis paru. 6th edn. Jakata: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Cahyadi A, V. (2011). Tuberkulosis Paru pada Pasien Diabetes Mellitus. J Indon Med Assoc. 61(4).
D’adamo, P. (2008). Diet Sehat Diabetes sesuai golongan darah. Yogyakarta: Delapratasa.
Dhamagaye, T. (2008). Tobacco smoking and pulmonary tuberculosis. J. Indian Med. Assoc. 106:216–219.
Djakaria, M. Y. I., Rares, F. E. S. and Porotu’o, J. (2017). Hasil Diagnostik Mycobacterium Tuberculosis pada Pasien dengan Batuk > 2 Minggu Menggunakan Pewarnaan Ziehl-Neelsen Di Poliklinik Paru Rumkit Tingkat III Robert Wolter Mongisidi. Jurnal e-Biomedik (eBm). 5(2).
Girsang, M., Partakusuma, LG and Lesthiowati, D., E. (2006). Penilaian Mikroskopis Bakteri Tahan Asam (BTA) Menurut Skala International Union Association Lunag Tuberculosis Disease (IUALTD) di Instalasi Laboratorium Mikrobiologi RS Persahabatan Jakarta. Media Litbang Kesehatan. 16(3): 42–48.
Guptan, A and Shah, A. (2000). Tuberculosis and diabetes: An appraisal. Ind. J. Tub. 47: 3–6.
Harso, A.D., Syarif, A.K., Arlinda, D., Indah, R.M., Yulianto, A., Yudhistira, A and Karyana, M. (2017). Perbedaan Faktor Sosiodemografi dan Status Gizi Pasien Tuberkulosis dengan dan Tanpa Diabetes Berdasarkan Registri Tuberkulosis-Diabetes Melitus 2014. Media Litbangkes. 27(2): 65–70.
IDF. (2017). IDF Diabetes Atlas Eighth edition 2017. International Diabetes Federation.
Kolappan C, Gopi PG, S. and PR, N. (2007). Selected biological and behavioural risk factors associated with pulmonary tuberculosis. Intt J Tuberc Lung Dis 11(9): 999–1003.
Mulyadi, Mudatsir, N. (2011). Hubungan Tingkat Kepositifan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh. J Respir Indo. 31(3): 133–137.
Nasution, E. (2007). Profil penderita tuberkulosis paru dengan diabetes melitus dihubungkan dengan kadar gula darah puasa (tesis). Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
PDPI. (2011). Tuberkulosis: Pedoman diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia revisi Pertama. Jakata: PDPI.
Pranowo, C. (2006). Efektifitas Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum untuk Menentukan BTA pada Pasien TB Paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Rajpal, S., Dhingra, VK and Aggarwal, J. (2002). Sputum Grading as Predictor of Treatment Outcome in Pulmonary Tuberculosis. Ind J Tub. 49: 139–141.
Rao, VG., Bhat, J., Yadav, R., Muniyandi, M., Bhondeley, MK., Sharada, MA., et al. (2014). Tobacco smoking: major risk factor for pulmonary tuberculosis-evidence from a cross-sectional study in central India. Trans. R. Soc. Trop. Med. Hyg. 108: 474–481.
Susilayanti, E. Y. and Medison, I. (2014). Artikel Penelitian Profil Penderita Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif yang Ditemukan di BP4 Lubuk Alung periode Januari 2012 – Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2):151–155.
Wang Q, Ma A, Han X, et al (2013). Prevalence of type 2 diabetes among newly detected pulmonary tuberculosis patients in China: a community based cohort study. PLoS One. 8, p. e82660.
World Health Organization (WHO). (2017). Global Tuberculosis Report. Geneva: World Health Organization.
Widyasari, R.N., Wuryanto, M.A and Setyawan, H. (2012). Hubungan antara Jenis Kepribadian, Riwayat Diabetes Melitus dan Riwayat Paparan Merokok dengan Kejadian TB Paru Dewasa di Wilayah Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. J Kesehat Masy. 1(2): 446–53.
Wijayanto, A., Burhan, E and Nawas, A., R. (2015). Faktor terjadinya tuberculosis paru pada pasien diabetes mellitus tipe 2. J Respir Indo. 35(1): 1–11.
Zalitha, S. (2011). Profil penderita penyakit tuberkulosis paru di RSU Siti Hajar Medan (skripsi). Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal dengan nomor registrasi ISSN 2303-002X (cetak) 2615-8345 (online) yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang menerapkan ketentuan Hak Cipta dan Lisensi sebagai berikut:
Â
Hak cipta:
- Hak Cipta pada setiap naskah adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal berhak sebagai yang pertama kali mempublikasikan dengan lisensi Creative Commons Attributions-ShareAlike 4.0 International License.
- Penulis dapat memasukan tulisan secara terpisah, mengatur distribusi non-ekskulif dari naskah yang telah terbit di jurnal ini kedalam versi yang lain dengan mengakui bahwa naskah telah terbit pertama kali pada Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal.
Lisensi:
- Atribusi: Anda harus mencantumkan nama yang sesuai, mencantumkan tautan terhadap lisensi, dan menyatakan bahwa telah ada perubahan yang dilakukan. Anda dapat melakukan hal ini dengan cara yang sesuai, namun tidak mengisyaratkan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
- Berbagi Serupa: Apabila Anda menggubah atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama dengan materi asli.
- Tidak ada batasan tambahan: Anda tidak dapat menggunakan ketentuan hukum atau sarana kontrol teknologi yang secara hukum membatasi orang lain untuk melakukan hal-hal yang diizinkan lisensi ini.
Anda bebas untuk:
- Berbagi menyalin dan menyebarluaskan kembali materi ini dalam bentuk atau format apapun.
- Beradaptasi mengubah dan membuat turunan dari materi ini untuk kepentingan apapun, termasuk kepentingan komersial.
- Pemberi lisensi tidak dapat mencabut ketentuan di atas sepanjang Anda mematuhi ketentuan lisensi ini.