PENATAAN KAWASAN SEKITAR STASIUN SUDIMARA DENGAN KONSEP TOD (TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT)

Main Article Content

Bisma Wikanthyasa Irawan
Liong Ju Tjung
Sylvie Wirawati

Abstract

South Tangerang has become one of the residential choices for commuters. Mayor of the city of South Tangerang said that more than 50% of its residents work in Special Capital Region of Jakarta. The transportation that commuters use for their daily activities is the KRL Commuter Line. Sudimara Train Station, located in South Tangerang, is the second highest station in the KRL Commuter Line in passenger acquisition, totaling 7.623.530 passengers in 2018. Based on Perda No. 9 of 2019 Concerning Regional Spatial Plans of 2011 – 2031, Sudimara Station is one of the stations designated to be developed into the TOD area. The proliferation of residential developments in South Tangerang makes the distance between the dwelling and transit points far apart, private vehicles are one way to the transit point, causing traffic congestion due to inadequate road capacity and the number of side obstacles. The lack of integration between available modes of transportation exacerbates this situation. Therefore, an arrangement will be made in the area around Sudimara Station by using the TOD concept. This is intended to achieve harmony between the station as a transit point and the residential area and its facilities. Before doing this, will first be done searching for potentials and problems that will arise from the plan. The research method that I use is quantitative and qualitative. This research will provide results in the form of a regional arrangement master plan with the TOD concept.

 

Keywords: Integration; Residential; Sudimara; Transit Oriented Development (TOD)

 

Abstrak

Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu kota pilihan hunian bagi para komuter. Walikota Tangerang Selatan mengatakan bahwa lebih dari 50% warganya bekerja di DKI Jakarta. Transportasi yang digunakan para komuter untuk beraktivitas sehari-hari adalah KRL Commuter Line. Stasiun Sudimara yang terletak di Kota Tangerang Selatan merupakan stasiun tertinggi kedua pada sistem KRL Commuter Line di Jalur Rangkasbitung dalam perolehan penumpang, sebanyak 7.623.530 penumpang pada tahun 2018. Berdasarkan Perda No. 9 Tahun 2019 Tentang RTRW Tahun 2011 – 2031, Stasiun Sudimara menjadi salah satu stasiun yang ditunjuk untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD (Transit Oriented Development). Menjamurnya pengembangan hunian di Kota Tangerang Selatan membuat jarak antara hunian dengan titik simpul transit berjauhan, kendaraan pribadi merupakan salah satu cara menuju titik transit, sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas akibat kapasitas jalan yang kurang memadai dan banyaknya hambatan samping. Tidak terintegrasinya antar moda transportasi yang tersedia memperparah keadaan ini. Oleh sebab itu, akan dilakukan penataan pada area sekitar Stasiun Sudimara dengan memakai konsep TOD. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya keharmonisan antara stasiun sebagai titik transit dan kawasan hunian beserta fasilitasnya. Sebelum melakukan hal tersebut, dilakukan terlebih dahulu pencarian potensi serta masalah yang akan ditimbulkan dari rencana tersebut. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini akan memberikan hasil berupa rencana induk penataan kawasan dengan konsep TOD.

Article Details

Section
Articles

References

Chairi, M., Yossyafra, & Putri, E. (2017). Perencanaan Integrasi Layanan Operasional Antar Moda Railbus dan Angkutan Umum di Kota Padang. 2-3.

Deliyanto, B. (2014). Pengenalan Lahan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Diany, A. R. (2018, May 7). Pemkot Tangsel Revitalisasi Lahan Sekitar Stasiun Jadi TOD. (G. F. Lawi, Pewawancara)

Fani. (2019, November). Transit - Oriented Development (TOD). Diambil kembali dari Institute for Transportation and Development Policy: http://www.itdp-indonesia.org/tod/transit-oriented-development-tod/

Institute for Transportation and Development Policy. (2017). TOD Standard 3.0. New York, New York, United States of America.

Kamil, M. R. (2008, September 27). Diambil kembali dari https://ridwankamil.wordpress.com/2008/09/27/superblok-sebagai-model-kendali-pembangunan-kota/

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (1997). Kamus Istilah Pengembangan Wilayah. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2016). Kamus Istilah Pengembangan Wilayah. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Lawi, G. F. (2018, Mei 7). Bisnis.com. Retrieved from Bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20180507/49/792512/pemkot-tangsel-revitalisasi-lahan-sekitar-stasiun-jadi-tod

Perquin, B. (1921). Nederlandsch Indische staatsspoor- en tramwegen. Amsterdam: Bureau Industria.

PT Kereta Commuter Indonesia. (2019, November 11). Volume Pengguna KRL Tahun 2018. Kota Administrasi Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia.

Republik Indonesia. (2008). Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2008 Tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara.

Suwardjoko, W. P. (2001). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Tangerang Selatan. (2019). Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan No. 9 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2031. Kota Tangerang Selatan: Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.

Urban Hub. (t.thn.). Urban Hub. Diambil kembali dari Urban Hub: https://www.urban-hub.com/buildings/mixed-use-buildings-for-diversified-sustainable-sites/