Tata Kelola Kelembagaan Mineral Fund Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan: Studi Kasus Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara

La Ode Alwi, Arya Hadi Dharmawan, Akhmad Fauzi, M. Parulian Hutagaol
| Abstract views: 758 | views: 460

Abstract

Pengelolaan pertambangan pada suatu daerah sejatinya dapat memberikan kesejahteraan masyarakat khususnya pada daerah penghasil tambang itu sendiri. Namun yang terjadi justru daerah penghasil tambang terjebak dalam natural resource curse dan dutch disease. Pendapatan daerah dari mineral fund merupakan instrumen cash transfer yang cenderung gagal menyejahterakan masyarakat yang disebabkan adanya bias sasaran, bias program, dan bias koordinasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah (1) menentukan indikator kunci tata kelola kelembagaan mineral fund dan (2) menentukan alternatif terbaik dalam pemanfaatan mineral fund. Hasil penelitian menunjukkan (i) indikator kunci yang mempunyai tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam tata kelola kelembagaan mineral fund adalah adanya ketersediaan regulasi, program yang tepat sasaran, adanya pengawasan terhadap biaya produksi tambang yang digunakan perusahaan, pengawasan hasil produksi tambang yang dihasilkan perusahaan, dan adanya badan pengelola mineral fund yaitu institusi multi pihak (ii) alternatif terbaik pemanfaatan mineral fund yang menunjang pembangunan daerah berkelanjutan, yakni (a) aspek sosial, meliputi peningkatan sarana kesehatan, pendidikan dan ibadah, peningkatan peran masyarakat adat dalam pengambilan keputusan, kualitas SDM yang tinggi, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, (b) aspek ekonomi, meliputi pengembangan lembaga ekonomi dan keuangan, diversifikasi ekonomi perdesaan, pembangunan investasi primer, peningkatan iklim investasi dan pengembangan produk lokal, dan (c) aspek ekologi/lingkungan, meliputi: penanganan pencemaran, proteksi dan keselamatan ekologi dan manusia, penanganan munculnya bencana alam dan penanganan lahan akhir sebagai sektor primer.

Keywords

tata Kelola; kelembagaan; mineral fund; pembangunan berkelanjutan

Full Text:

PDF

References

Buku:

Buku Auty, M. R. (2003). Sustaining development in mineral economies: The resources curse. London: Routlegde.

Budiati, L. (2012). Good governance dalam pengelolaan lingkungan hidup. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BPS. (2014). Sulawesi Tenggara dalam angka. Kendari: Biro Pusat Statistik.

Fauzi, A. (2010). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan. Teori dan aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Utama Pustaka.

Fauzi, A. (2007). Economic natures’s non-convexity. Reorientasi pembangunan ekonomi sumber daya alam dan implikasinya bagi Indonesia. Orasi Ilmiah, Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Humpreys, M., Sach, J. D., dan Stiglitz, J. E. (2007). Apakah masalah kekayaan sumber daya alam?. Dalam Humpreys (Ed.). Escaping the resource curse. Columbia: Columbia University Press.

Marimin dan Maghfiro, N. (2013). Aplikasi teknik pengambilan keputusan dalam manajemen rantai pasok. Bogor: IPB Press.

Rydin, Y. (2003). Conflict, consensus, and rationality in environmental planning: An institutional discourse approach. New York: Oxford University Press.

Salim, E. (2010). Pembangunan berkelanjutan: Peran dan kontribusi Emil Salim. Jakarta: PT Gramedia.

Stiglitz, E. J. (2007). Making globalization work (Menyiasati globalisasi menuju dunia yang lebih adil). (Edrijani Azwaldi, Terjemahan). Bandung: PT Mizan Pustaka.

Yustika, E. (2012). Ekonomi kelembagaan. Paradigma, teori dan kebijakan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jurnal:

Bebbington, A., Bebbington, D. H., Bury, J., Lingan, J., Munoz, J. P., and Scurrah, M. (2008). Mining and social movements: Struggles over livelihood and rural territorial development in the Andes. Elsevier. Resources Policy, 36(12), 2.888-2.905.

Collier, P. (2010). The political economy of natural resources. Social Research. 77(4).

Franks, M. Daneil., Boger, D. V., C’ote, C. M., and Mulligan, D. R. (2011). Sustainable development principles for the disposal of mining and mineral processing wastes. Resources Policy, 36, 114- 122.

Jing, Y., Shuzhen, Y., Rongqiu, C., Kejun, Z., and Liandi, Y, (2005). A quantitative integrated evaluation of sustainable development of mineral resources of a mining city. A case study of Huangshi Eastern China. Resources Policy, 30, 7-19.

Kitula, A. G. N. (2006). The environmental and socioeconomic impacts of mining on local livelihoods in Tanzania: A case study of Geita District. Cleaner Production, 14, 405-414.

Mendoza, U. R. and Canare, T. A. (2013). Revenue in mining: Insights from the Philipine case. Science Research, Modern Economic, Vo. 4, 520-534.

Ross, M. L. (2001). Timber boom and breakdown in Southeast Asia. Journal of Pease Research, 41, 377-56.

Sachs, J. D. and Warner, A. (2001). The curse of natural resources. European Economic Review 45, 827-38.

Tsani, S. (2013). Natural resource, governance and institutional quality: The role of resource fund. Resource Policy, 38, 181-195.

Williamson, O. E. (2000). The new institutional economics: Taking stock, looking ahead. Journal of Economic Literature. Vo. 38, 595-613.

Yu, J., Yao, S., Chen, R., Zhu, K., and Yu, L. (2005). A quantitative integrated evaluation of sustainable development of mineral resources of a mining city. A case study of Huangshi Eastern China. Resources Policy, 30, 7-19. 42 | Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol. 7, No. 1, Juni 2016 29 - 42

Working Paper:

Busse, M. and Groning, S. (2011). The resources curse revisited: Governance and natural resources. Paper 106, Hamburg Institute of International Economics (HWWI).

Commonwealth North. (2007). At a crossroad: The permanent fund, Alaskans, and Alaska’s future. A Common wealth North Study Report. Study Co-Chairs: Cheryl Frasca and Eric Wohlforth. Anchorage, AK.

Dharmawan, A. H. (2010). Mewujudkan good ecological governance dalam pengelolaan sumber daya alam. Bogor: Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan LPMIPB.

Ernst and Young. (2012). Transparancy international indeks corruption. International Transparancy: The Global Coalition Against Corruption.

Frankel, J. A. (2012). The natural resources curse: A survey of diagnoses and some prescriptions. Faculty Research Working Paper Series. Harvard Kennedy School. John F. Kennedy School Goverment.

Hutagaol, M. P., Asmara, A., dan Isytar, I. (2009). Strategi dan kebijakan peningkatan pendapatan dan ketahanan pangan rumah tangga miskin perdesaan dan perkotaan di Provinsi Jawa Barat, Bogor: Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Institut Pertanian Bogor.

International Council on Mining & Metal. (2013). The mining sektor in Brazil: Building institution for sustanainable development. Ibram 35 Years Institution Brasileiro Association Camara Minera de Brasil.

Lucke, M. (2010). Stabilization and saving fund to manage natural resources revenue: Kazakhstan and Azerbaijan vs Norwey. Germany: Kiel Working Paper No. 1652. Kiel Institute for the World Economy, Hindenburgufer 66, 24105 Kiel.

Muligan D., Lawrence, K., Allan, J. and Benbow, R. (2009). Rehabilitasi tambang: Praktek unggulan program pembangunan berkelanjutan untuk industri pertambangan. (Ray Indra, Terjemahan). Commonwealth of Australia.

Rangkuti, Z. dan Suryanto, U. (2012). Pemanfaatan dana migas (migas fund) untuk ketahanan energi (energy security) sebagai alternatif pengembangan industri hulu (up stream) migas nasional. Selected Works. Jakarta: State Islamic University Syarif Hidayatullah.

Shultz. (2004). Meningikuti alur perjalanan uang, Suatu pedoman untuk memantau anggaran dan pendapatan dari dana minyak dan gas. (terjemahan). New York: Open Society Institute.

Makalah:

Rijanta, R. dan Baiquni, M. (2003). Otonomi daerah, transisi masyarakat dan konflik pengelolaan sumber daya (Pemahaman teoritis dan pemaknaan empiris). Makalah dipresentasikan pada Lokakarya Nasional, “Menuju pengelolaan sumber daya wilayah berbasis ekosistem untuk mereduksi konflik antardaerah”. Diselenggarakan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, 30 Agustus 2003, Yogyakarta.

Supriyadi, B. (2013). Green technology untuk kelestarian sumber daya alam. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional RETII Ke-8. Diselenggarakan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS), 17 Desember 2013, Yogyakarta.

Disertasi:

Budhyono, H. T. (2009). Desain sistem penutupan tambang mineral berkelanjutan: Studi kasus rencana penutupan tambang PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Halid, A. (2012). Model kelembagaan pemanfaatan sumber daya tambang dan kaitannya terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Laporan:

Rianse, U. dan Abdi. (2012). Dampak pertambangan emas Kabupaten Bombana terhadap sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Laporan Penelitian RUSNAS, Lembaga Penelitian Universitas Haluoleo, Kendari.

Sumber Digital:

Brans, J. P. and Mareschal, B. (1999). How to decide with PROMETHEE. Diperoleh tanggal 10 Agustus 2014, dari http//Ssmg.ulb.ac.be.

UNEP. (2014). Green economic: Using indicators for green economic policymaking. Diperoleh tanggal 03 Januari 2015, dari http://www.unep. org/greeneconomy.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.