Peningkatan Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasca Implementasi Kebijakan Penggunaan Antimikroba di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2018.030.01.7Keywords:
Gyssens, kebijakan antimikroba, rasionalitas, penggunaan antibiotikAbstract
Ancaman global permasalahan resistensi antibiotik membutuhkan strategi pencegahan yang mencakup penggunaan antibiotik secara bijak melalui pengawasan penggunaan antimikroba. Penggunaan antibiotik harus memenuhi beberapa kriteria seperti indikasi, dosis, lama pemakaian, jarak pemberian yang tepat, serta aman dan terjangkau bagi masyarakat, dan juga memenuhi pola mikroba dan kultur. Pada penelitian ini dilakukan analisis rasionalitas penggunaan antibiotik di Bangsal Kenanga RSUD Arifin Achmad Pekanbaru setelah implementasi kebijakan penggunaan antimikroba pada periode Maret hingga Agustus 2016. Terdapat 252 penggunaan antibiotik yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu pre-implementasi sebanyak 92 dan pasca-implementasi sebanyak 160 penggunaan antibiotik. Rasionalitas penggunaan antibiotik dinilai dengan metode Gyssens yang dilakukan oleh tim pengkaji. Penggunaan antibiotik rasional meningkat sebanyak 15,1%, penggunaan antibiotik tanpa indikasi menurun sebanyak 10,9% dan terdapat peningkatan pemeriksaan kultur sebanyak 57,7%. Berdasarkan uji statistik, terdapat peningkatan bermakna rasionalitas penggunaan antibiotik setelah implementasi pedoman penggunaan antibiotik (33,7% vs 48,8%, p=0,020), dan penurunan penggunaan antibiotik tanpa indikasi (27,2% vs 16,3%, p=0,038). Penerapan kebijakan penggunaan antimikroba efektif meningkatkan rasionalitas penggunaan antibiotik. Program ini dapat diperluas di bangsal lain sehingga rasionalitas penggunaan antibiotik merata di seluruh rumah sakit.Downloads
References
Centers for Disease Control and Prevention. Antibiotic Resistance Threats in the United States, 2013. (Online) 2013. https://www.cdc.gov/ drugresistance/pdf/ar-threats-2013-508.pdf. [diakses tanggal 10 Oktober 2016].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2011.
Ventola CL. The Antibiotic Resistance Crisis: Part 1: Causes and Threats. Pharmacy and Therapeutics. 2015; 40(4): 277-283.
Planta MB. The Role of Poverty in Antimicrobial Resistance. Journal of the American Board of Family Medicine. 2007; 20(6): 533–539.
Bao L, Peng R, Wang Y, et al. Significant Reduction of Antibiotic Consumption and Patients' Costs after an Action Plan in China, 2010–2014. PloS ONE. 2015; 10(3): 1-13.
World Health Organization. Containing Antimicrobial Resistance-WHO Policy Perspectives of Medicine. (Online) 2005. http://apps.who.int/medicinedocs /pdf/s7920e/s7920e.pdf. [diakses tanggal 10 Oktober 2016].
Hanberger H, Skoog G, Ternhag A, and Giske CG. Antibiotic Consumption and Antibiotic Stewardship in Swedish Hospitals. Upsala Journal of Medical Sciences. 2014; 119(2): 154-161.
Negara KS. Analisis Implementasi Kebijakan Penggunaan Antibiotika Rasional Untuk Mencegah Resistensi Antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar: Studi Kasus Infeksi Methicillin Resistant Staphylococcus aureus. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia. 2014; 1(1): 42-50.
Luciana, Andrajati R, Rianti A, and Khan AH. Rational Antimicrobial Use in an Intensive Care Unit in Jakarta, Indonesia: A Hospital-Based, Cross-Sectional Study. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 2015; 14(4): 707-714.
Trisnadewi IGA, Suharjono, Hardiono, and Widodo ADW. Analysis of Antibiotic Usage in Patients with Bacteremia in the ICU of dr. Soetomo Hospital Surabaya. Folia Medica Indonesiana. 2014; 50(4): 254-261.
Morgan DJ, Okeke IN, Laxminaraya R, Perencevich EL, and Weisenberg S. Non-Prescription Antimicrobial Use Worldwide: A Systematic Review. The Lancet. Infectious Diseases. 2011:11(9): 692–701.
Fletcher S. Understanding the Contribution of Environmental Factors in the Spread of Antimicrobial Resistance. Environmental Health and Preventive Medicine. 2015; 20(4): 243–252.
Spellberg B and Gilbert DN. The Future of Antibiotics and Resistance: A Tribute to a Career of Leadership by John Bartlett. Clinical Infectious Diseases. 2014; 59(suppl 2): S71–S75.
Yuniar I, Karyanti MR, Tambunan T, and Rizkyani NA. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Kartu Monitoring Antibiotika Gyssens. Sari Pediatri. 2013; 14(6): 384-390.
Hadi U, Duerink DO, Lestari ES, et al. Audit of Antibiotic Prescribing in Two Governmental Teaching Hospitals in Indonesia. Clinical Microbiology and Infection. 2008; 14(7): 698-707.
Sumiwi SA. Kualitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. 2014; 3(4): 135–140.
Mahardika AB, Suryawati S, and Aji R. Intervensi CBIA untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan Antibiotik yang Rasional pada Anggota Bina Keluarga Balita. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2016; 29(2): 165-169.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).