BUDIDAYA KARANG HIAS POLIP BESAR PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI ALAM DAN SISTEM RESIRKULASI

Ofri Johan, Rendy Ginanjar, Tutik Kadarini

Abstract


Karang polip besar cukup tinggi permintaan sebagai karang hias dari Indonesia sehingga perlu dilakukan penelitian budidayanya. Penelitian ini telah dilakukan pada tahun 2016 untuk melihat tingkat keberhasilan budidayanya dengan adaptasi pada dua sistem yang berbeda yaitu di alam pada kedalaman yang berbeda 5 m, 10 m, dan 15 m dengan tiga jenis karang uji (Plerogyra sp. Physogyra sp., dan Nemenzophyllia sp.) dan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan hidup karang. Pengamatan meliputi tingkat kematian, perubahan warna karang sebagai indikasi stres karang dan kelimpahan zooxanthellae. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karang Physogyra sp. mengalami fluktuasi perubahan warna meskipun kembali membaik, sementara dua jenis lain Plerogyra sp. dan Nemenzophyllia sp. mengalami perubahan warna ke arah kondisi baik pada farm dengan sistem resirkulasi. Pengamatan perubahan warna di alam mengalami stres ditandai dengan perubahan warna ke arah putih baik di kedalaman 5 m, 10 m, dan 15 m. Pengamatan tingkat kematian setelah 33 hari diperoleh tingkat kematian 100% pada kedalaman 5 m, 10 m untuk semua jenis, namun pada kedalaman 15 m karang Nemenzophyllia sp. mengalami kematian 100% dan karang yang dapat bertahan Physogyra sp. dan Plerogyra sp. dengan tingkat kematian berturut-turut adalah 71,4% dan 50,0%. Kematian dan pemutihan yang tinggi berhubungan erat dengan kondisi suhu dan intensitas cahaya pada bulan Juli-Agustus 2017 dan parameter lain TDS dan DO. Budidaya karang berhasil pada sistem resirkulasi dengan tingkat kematian 0%.

Large polyp coral are quite high in demand as an ornamental coral from Indonesia so it needs to do research propagation. This research has been conducted in 2016 to see the success rate of propagation with adaptation on two different systems that is in nature at three different depths 5 m, 10 , and 15 m with three species of corals (Plerogyra sp., Physogyra sp., and Nemenzophyllia sp.) and recirculation system. This study aims to see the success rate of coral life. Observations included mortality rates, coral color changes as an indication of coral stress and zooxanthellae abundance. Based on the research results obtained Physogyra sp. coral experience fluctuation of color change although again improved, while two other species Plerogyra sp. and Nemenzophyllia sp. experience color change towards good condition at farm with recirculation system. Observations of color changes in nature experience stress characterized by changes in color towards the white well at depths of 5 m, 10 m, and 15 m. Observation of mortality rate after 33 days was obtained 100% mortality rate at depth 5 m, 10 m for all species, but at 15 m depth Nemenzophyllia sp. suffered 100% mortality and coral that survived Phygogyra sp. and Plerogyra sp. with successive mortality rate was 71.4% and 50.0%. High mortality and bleaching are closely related to conditions of temperature and light intensity in July-August 2017 and other parameters of TDS and DO. Coral propagation was successful in the recirculation system with 0% mortality rate until the research end.




Keywords


budidaya karang; kedalaman berbeda; sistem resirkulasi; zooxanthellae; coral propagation; depths different; recirculation system; zooxanthellae

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jra.13.3.2018.229-237


Lisensi Creative Commons
Jurnal Riset Akuakultur is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats
p-ISSN 1907-6754
e-ISSN 2502-6534